Mahuze and Arka 2016: Ethnoliguistik and Etnomedis

Download PDF

Studi keterkaitan linguistik dan perannya pada ilmu pengobatan (medis) belum dieksplorasi secara mendalam, walapun sudah ada studi etnobiologi (kajian ilmiah peran tumbuhan dalam berbagai budaya) ke arah ini di belahan dunia lain, misalnya di India (Si 2016). Makalah ini membahas peran dan keterkaitan linguistik dengan pengobatan, berdasarkan temuan dan pengalaman dalam proyek dokumentasi bahasa dan etnobiologi di Merauke, Papua. Fokusnya adalah permasalahan transmisi pengetahuan etnomedis (budaya pengobatan dengan bahan alami) melalui medium bahasa, baik secara tradisional maupun modern lewat pengajaran formal di sekolah. Diharapkan makalah ini bisa menyumbang pada pengembangan studi etnolinguistik (kajian keterkaitan bahasa dan budaya) di Indonesia.

Transmisi pengetahuan pengobatan dilakukan lewat jalur formal dan informal. Secara formal, khususnya di SMK (Sekolah Menegah Kesehatan) Yaleka Maro Merauke, ini dilakukan melalui mata pelajaran farmakognosi sebagai bagian dari kurikulum yang memiliki peran dan fungsi mata ajar berupa pengetahuan tentang tumbuhan berkhasiat obat dengan mengambil kekhususan pada bidang simplisia nabati. Secara informal-tradisional, pengetahuan pengobatan ditransmisikan lewat penggunaan praktek langsung. Pengetahuan dan praktek pengobatan diperoleh secara lisan dari para orang tua tanpa ada struktur penyampaian yang jelas. Terkadang, pengetahuan tersebut terselip dalam tradisi lisan (folklore). Pengajaran etnomedis formal dan transmisi pengetahuan pengobatan tradisional akan diuraikan lebih lanjut pada §3.3 dibawah.

Peran bahasa dalam transmisi budaya dan berbagai pengetahuan lokal sangat sentral. Karenanya, seiring dengan kepedulian kepunahan bahasa dan berbagai pengetahuan lokal yang dibawa bahasa, maka penelitian linguistik lewat dokumentasi bahasa modern kini bersentuhan dengan berbagai bidang ilmu lain (Antropologi, Biologi, Ilmu Komputer, Teknologi Informasi, Pedagogik) untuk bahu-membahu menangani urgensi perlunya dokumentasi dan konservasi bahasa-budaya etnis kecil yang ternancam punah.

Pemaparan makalah ini disusun sebagai berikut. Sebelum diskusi pada §3, uraian singkat metodologi akan diberikan pada §2. Pada bagian diskusi, ada tiga hal yang dibahas: etnomedis dan masalah transmisinya baik formal maupun informal tradisional (§3.1), sumbangan linguistik dan ilmuilmu terkait seperti biologi dan antropologi untuk penggalian pengetahuan etnobiologi dan etnomedis (§3.2), pengajaran farmakognosi di sekolah (§3.3). Kesimpulan diberikan pada bagian penutup (§4).